Tahun 2025 benar-benar menorehkan babak baru dalam panggung politik tanah air. Di tengah upaya pemerintah menjaga stabilitas, muncul satu sosok yang berperan layaknya 'jembatan'. Dia adalah Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua DPR RI. Baginya, politik tak melulu soal perebutan kursi. Lebih dari itu, ini adalah seni merajut perbedaan lewat percakapan yang tulus.
Dua momen yang paling bikin publik penasaran tahun ini adalah ketika Dasco bertemu Megawati Soekarnoputri dan Abu Bakar Ba'asyir. Dua figur yang seolah berasal dari dunia berbeda. Apa arti semua ini buat anak muda milenial dan Gen Z? Mari kita cermati.
Merawat Harmoni antara "Banteng" dan "Garuda"
Pertemuan Dasco dengan Megawati di awal 2025 ini dianggap sebagai fondasi penting stabilitas pasca-transisi pemerintahan. Saat banyak orang menduga akan ada gesekan di parlemen, Dasco malah hadir di kediaman Megawati di Teuku Umar. Dia datang bukan hanya sebagai pimpinan DPR, tapi juga sebagai orang kepercayaan presiden terpilih.
Inti pembicaraannya sederhana: bagaimana menyelaraskan pandangan untuk pembangunan nasional ke depan. Dan upayanya berhasil. Dasco bisa memastikan bahwa peran pengawasan PDIP di parlemen berjalan, tapi tetap mendukung program-program strategis pemerintah.
Setelah pertemuan itu, Dasco menyampaikan pesan yang tegas.
"Kita nggak boleh biarin ego sektoral menghalangi visi besar bangsa. Kontestasi politik udah beres. Sekarang waktunya kita konsolidasi, fokus untuk rakyat," ujarnya.
Sebuah Misi Kemanusiaan dan Penjaga NKRI
Namun begitu, kejutan sesungguhnya justru datang dari pertemuan lain. Saat Dasco memutuskan untuk bersilaturahmi dengan Abu Bakar Ba'asyir. Bagi banyak kalangan, langkah ini terbilang berani, bahkan kontroversial. Tapi Dasco punya cara pandang lain. Baginya, ini soal merangkul semua elemen bangsa untuk kembali mengingat konsensus nasional kita, Pancasila.
Artikel Terkait
Megawati Tegaskan Kader PDIP: Bantu Korban Bencana Tanpa Tanya Partai
Gelora Bantuan Banjir, Ijeck Justru Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut
Ijeck Akui Kekecewaan Usai Dicopot dari Ketua Golkar Sumut
Dr. Tifa Tuding Polda Keliru dan Langgar HAM dalam Gelar Perkara Ijazah Jokowi