Lewat akun media sosialnya, birokrat senior Muhammad Said Didu menyampaikan peringatan keras. Peringatannya untuk Presiden Prabowo Subianto: waspadai kudeta sunyi. Ini bukan sekadar komentar biasa, tapi serangkaian cuitan yang ia unggah selama tiga hari berturut-turut, mulai Jumat hingga Minggu lalu.
Inti kegelisahannya? Peran Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang dinilai "banyak tingkah". Menurut Said Didu, ada pola yang mengkhawatirkan dari pimpinan Polri itu.
Ia menilai Kapolri kerap membuat aturan sendiri, meski aturan mainnya sudah jelas. Contohnya soal larangan polisi aktif memegang jabatan di luar institusi. Putusan Mahkamah Konstitusi sudah ada, tapi menurut Said Didu, Kapolri malah membuka pintu dengan menetapkan 17 lembaga yang masih boleh diisi oleh polisi. Tindakan ini, dalam pandangannya, jelas melawan putusan MK.
Tak cuma sampai di situ. Said Didu juga menyoroti soal wacana pembentukan Tim Reformasi Polri. Alih-alih menunggu arahan dari Presiden Prabowo yang sudah mengumumkan rencana tersebut, Kapolri justru lebih dulu membentuk tim internal. Langkah ini dianggapnya sebagai bentuk pembangkangan lain.
Artikel Terkait
Prabowo Geram, Larang Pejabat Wisata Bencana
Banjir Bandang Sumatera: Penegakan Hukum atau Pencarian Kambing Hitam?
Aturan Baru Kapolri Buka Pintu Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil, Disorot Langgar Putusan MK
Pengamat Bantah Rumor Persaingan Dasco dan Sjafrie: Dua Pilar Penopang, Bukan Rival