tulisnya.
Tapi di balik narasi ‘benteng’ itu, ada kepiluan yang mendalam. Arie menyoroti soal asal-usul kayu yang seharusnya masih tegak di hutan. Dia merasa geram.
keluhnya.
tambah Arie lagi.
Di video yang diunggahnya, terlihat jelas bekas potongan kayu yang tinggal diangkut. Tapi masalahnya, siapa yang mau dan mampu memindahkan gunungan seluas itu? Haji Wan, sang pemilik pesantren, sepertinya bisa angkat tangan. Beban ini terlalu berat.
Yang paling mengharu biru, pengakuan seorang warga dalam rekaman Arie.
katanya sambil menunjuk ke arah tumpukan kayu yang tak terkira banyaknya. Rumahnya, bersama rumah-rumah warga lainnya, hilang ditelan jutaan kayu itu. Tinggal kenangan.
Kini, harapan tertumpah pada pesantren penghafal Quran ini. Semoga ada pihak yang tergerak membantu, agar Darul Mukhlisin bisa kembali berfungsi sebagai benteng akidah, bukan sekadar benteng penyelamat nyawa. Seperti harapan Arie, semoga semua ini jadi hikmah. Sebuah simbol dari Yang Kuasa, di tengah image buruk pesantren yang kerap ditiupkan beberapa pihak.
Artikel Terkait
Kemarahan Warga Meledak, Polsek di Madina Hangus Dibakar Usai Terduga Bandar Dilepas
Bupati Termuda Bekasi Diamankan KPK Meski Kerap Diingatkan Gubernur
Banjir Aceh Berkah Tak Terduga: Emas dan Solar Muncul Usai Air Surut
Dedi Mulyadi Desak Skywalk Cihampelas Dibongkar: Rusak Estetika Kota