Suasana di area tambang emas PT Sultan Rafli Mandiri di Ketapang, Kalimantan Barat, yang biasanya ramai dengan aktivitas operasional, mendadak berubah ricuh Minggu sore kemarin. Insiden itu melibatkan sejumlah warga negara asing dan berujung pada penyerangan terhadap personel TNI.
Menurut Kapolres Ketapang, AKBP Muhammad Harris, semuanya berlangsung sekitar pukul empat kurang dua puluh menit sore. “Sampai saat ini tidak ada korban jiwa dan situasi tetap aman serta kondusif,” tegas Harris saat dikonfirmasi Senin (15/12). Meski begitu, lima anggota TNI menjadi sasaran serangan. Dua kendaraan operasional perusahaan juga rusak parah.
Harris menyebut, proses klarifikasi masih berjalan. Polisi mendalami keterangan dari berbagai pihak yang terkait. Di sisi lain, koordinasi dengan Imigrasi juga digeber untuk menindaklanjuti status para WNA yang diduga terlibat.
“Sementara kami masih melakukan proses klarifikasi dengan pihak-pihak terkait. Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk menindaklanjuti pendataan terhadap WNA yang diduga melakukan penyerangan,” ujarnya.
Langkah pengamanan awal sudah dilakukan oleh personel Polsek Tumbang Titi. Situasi di lokasi tambang kini dilaporkan sudah bisa dikendalikan.
Cerita soal awal mula insiden ini datang dari pihak perusahaan. Imran Kurniawan, Chief Security PT SRM, mengungkapkan pemicunya adalah sebuah drone.
Artikel Terkait
GAM Desak PBB dan Uni Eropa Soroti Hambatan Bantuan Banjir Aceh
Dedi Mulyadi Bela Surat Edaran: Ini Darurat Bencana, Bukan Main-Main Hukum
Penyidikan Kasus Pembunuhan Ibu di Medan: Bocah SD atau Suami yang Jadi Tersangka?
Nastar hingga Putri Salju: Kue Kering Wajib untuk Perayaan Natal