“Untungnya memang banyak suporter-suporter Indonesia juga yang di venue,” ujarnya, yang ditemui di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (20/12/2025).
“Dan mereka juga melanjutkan Indonesia Raya. Jadi memang dibantu dengan mereka.”
Di sisi lain, insiden teknis yang bisa jadi memalukan itu justru berubah menjadi simbol kekompakan. Janice merasakan getaran yang berbeda. Tanpa iringan musik, justru suara manusia yang menyatukan itu terasa lebih kuat, lebih dalam. Ia menyaksikan langsung bagaimana respons spontan itu menyulut emosi, tidak hanya bagi dirinya dan Aldila yang berdiri di podium, tapi juga bagi semua yang hadir.
Emas ini ia persembahkan untuk banyak pihak. Untuk keluarga yang selalu ada, untuk para pelatih yang membimbing, dan tentu saja, untuk seluruh masyarakat Indonesia.
“Untuk teman, untuk pelatih. Dan seluruh masyarakat Indonesia yang sudah mendukung kita dari awal SEA Games dan sampai terakhir,” tutur atlet berusia 23 tahun itu.
Kemenangan Janice dan Aldila ini menjadi penutup yang manis bagi kontingen tenis Indonesia di Bangkok. Mereka pulang membawa tiga medali emas: dari beregu putri, beregu putra, dan tentu saja, dari ganda putri yang prosesi penghargaannya justru diwarnai nyanyian penuh semangat dari pinggir lapangan. Sebuah momen yang mungkin tak akan terlupakan.
Artikel Terkait
Rahang Patah, Mimpi Jake Paul Runtuh di Tangan Anthony Joshua
Sabar/Reza Tumbang di Semifinal, Final BWF World Tour Finals 2025 Tak Terjangkau
Herry Fadillah Pimpin KONI Pontianak, Janji Fokus Penuh ke Prestasi Atlet
Jordi Amat Desak PSSI Datangkan Nakhoda Berkelas untuk Garuda