Kelompok Hamas dengan tegas menyatakan bahwa para pejuangnya di Rafah, Jalur Gaza selatan, tidak akan menyerah kepada Israel. Pernyataan ini muncul di tengah upaya mediasi untuk menyelamatkan gencatan senjata yang rapuh.
Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, menegaskan bahwa konsep menyerah tidak ada dalam kamus mereka. Mereka menuduh Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pertempuran yang terjadi di Rafah.
Sementara itu, sejumlah sumber yang memahami proses mediasi mengungkapkan adanya proposal yang memungkinkan pejuang Hamas menyerahkan senjata. Sebagai imbalannya, mereka akan mendapatkan akses aman ke area lain di Jalur Gaza.
Mediator dari Mesir juga dilaporkan mengusulkan agar pejuang Hamas di Rafah menyerahkan senjata mereka kepada pihak Mesir. Proposal ini juga mencakup permintaan untuk mengungkap detail terowongan bawah tanah di wilayah tersebut agar dapat dihancurkan.
Utusan khusus Amerika Serikat, Steve Witkoff, menyebut bahwa proposal yang menargetkan sekitar 200 petempur Hamas ini bisa menjadi ujian awal untuk proses pelucutan senjata Hamas yang lebih luas di seluruh Jalur Gaza.
Artikel Terkait
Planetarium TIM Dibanjiri Pengunjung, Tiket Ludes di Hari Pembukaan
Nenek Ditolak Bayar Tunai, Anggota DPR Ingatkan Ancaman Pidana bagi Pedagang
Cinta Ditolak, Pria Kirim Ancaman Bom ke 10 Sekolah di Depok
Pasar Pagi Pemalang Ludes Dilahap Api, 120 Unit Lapak dan Kios Hangus