Dijelaskannya, 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah memiliki karakteristik batik yang beragam dengan daya tarik masing-masing. Dengan fasilitasi yang baik, sektor UMKM batik dapat menjadi pengungkit ekonomi dan memperkuat identitas daerah.
Wiwin, pemilik Batik Windasari, menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah terhadap pelestarian batik tulis Sragen. Sentra batik ini menampung puluhan perajin dari berbagai desa dan menjadi bagian penting dari rantai ekonomi lokal, khususnya dalam menyerap tenaga kerja perempuan pedesaan.
Kisah perajin seperti Waginem (58), yang telah membatik selama tiga dekade, menggarisbawahi realita mata pencaharian ini. Penghasilannya tidak menentu, bergantung pada pesanan, dengan upah harian sekitar Rp40 ribu. Harapannya, membatik dapat dilanjutkan oleh generasi penerus. Sementara itu, perajin lain, Siti Rohani, menyoroti sistem kerja di Batik Windasari yang menawarkan pilihan upah borongan atau harian.
Artikel Terkait
Erwin Buka Suara Usai Diperiksa Kejari Bandung: Tegaskan Tidak Ada OTT
Israel Terima Jenazah 2 Sandera Gaza dari Hamas via Palang Merah
Longsor Tambang Emas Ilegal di Pohuwato Tewaskan 2 Pekerja, Ini Faktanya
Operasi Anti Pencucian Uang PCC: Brasil Perangi Sindikat Narkoba Senilai USD 10 Miliar