Ajakan serupa ternyata juga disuarakan KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak. Dalam konferensi pers di tempat yang sama, dia menggambarkan betapa rumitnya kondisi di lapangan. Anggotanya bekerja siang-malam, tapi tetap saja banyak kekurangan yang terasa.
"Kita harus bekerja sama, kita harus kompak semua. Kasihan yang terkena bencana kondisinya memang rumit. Anda mungkin kita tidak merasakan bagaimana mereka susahnya," kata Maruli dengan nada haru.
Dia bahkan menyebut ada tiga anggotanya yang meninggal dunia karena kelelahan bekerja. Ada juga prajurit yang justru kehilangan keluarganya sendiri akibat bencana itu. Mendengar hal ini, rasanya sungguh pilu.
"Jadi mari kita bersama-sama beri kekuatan yang kena bencana, beri kekuatan kami yang bekerja," pinta Maruli.
Dia agak tersinggung dengan sejumlah kritik yang dinilai tidak pada tempatnya. "Jangan sedih anggota itu, sudah bekerja siang-malam, malah dibilangnya pengerahannya. Bagaimana rasanya Anda kalau di posisi itu? Kehujanan tengah malam bentuk seperti itu. Terus dibilangnya lambat. Jadi tolong yang seperti-seperti ini, kita harus kompak, bernegara," imbuhnya.
Lebih jauh, Maruli berharap media bisa membantu menyebarkan harapan. Bukan hanya untuk korban, tapi juga apresiasi untuk para petugas di garis depan yang telah berkorban begitu banyak.
Artikel Terkait
Gubernur Andra Soni Desak Alat Berat Turun, Banjir Serang Raya Belum Surut
Said Abdullah Gagas Program Modal Usaha untuk Gen Z di Jatim
Pria Terkapar di Jalan Semboja Bogor Diduga Meninggal Dunia karena Sakit
Kepala Kejari dan Dua Anak Buahnya Dijerat KPK, Satu Kabur Saat OTT