Rangkaian acara Hari Disabilitas Internasional 2025 baru saja usai, tapi semangatnya masih terasa hangat. Di tengah keriuhan bazar dan panggung di FX Sudirman awal Desember lalu, ada satu pesan yang terus digaungkan: potensi teman-teman difabel itu luar biasa, dan mereka butuh wadah untuk menunjukkannya.
Fatma Saifullah Yusuf, Penasihat I DWP Kemensos yang juga aktif di Seruni, tampak antusias menceritakan hal ini. Baginya, gelaran bertema 'Setara Berkarya, Berdaya tanpa Batas' itu bukan sekadar seremoni. Ia melihat langsung bagaimana karya-karya yang dipamerkan mendapat sambutan luar biasa dari pengunjung.
Menurutnya, kunci dari semua ini adalah kolaborasi dan kesempatan. "Apalagi kalau bakat itu dikolaborasikan dengan teman-teman yang profesional," tambahnya.
Namun begitu, persiapan untuk sebuah pameran yang sukses tentu tidak instan. Fatma mengungkapkan, proses kurasi produk untuk bazar itu memakan waktu hingga tiga bulan. Ia sendiri turun tangan memastikan kualitasnya. Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 89 komunitas dari seluruh Indonesia terlibat, dengan dukungan penuh dari Direktorat Rehabilitasi Penyandang Disabilitas dan Sentra-Sentra Kemensos di daerah.
Persiapan itu tidak berhenti di kurasi. Berbagai pelatihan intensif juga digelar di banyak Sentra Kemensos. Mulai dari membatik, melukis kain, menjahit, hingga merangkai aksesori. Tujuannya jelas: mengasah skill dan meningkatkan kualitas produk.
Artikel Terkait
Bakti Sosial di Muara Angke: Dukung Perempuan Pesisir, Wujudkan Asta Cita
Dua Polisi Dipecat, Kasus Pembakaran Kios di Kalibata Masih Diselidiki
MK Tolak Gugatan UU Tipikor, tapi Beri Sinyal Keras untuk Revisi
Wali Kota Depok Imbau Para Ayah Ambil Rapor Anak Secara Langsung