Di sisi lain, Jihan menekankan peran strategis pemerintah daerah. Sebagai perpanjangan tangan pusat, tugas mereka adalah menjaga ekosistem ekonomi sektor pertanian. Dan dalam ekosistem itu, ketersediaan air adalah urat nadi utamanya. Irigasi yang lancar bisa menentukan hidup matinya sebuah musim tanam.
Namun begitu, pembangunan fisik saja tidak cukup. Jihan mengajak semua pihak, terutama petani pengguna air, untuk ikut menjaga aset ini. Rasa memiliki, kata dia, adalah kunci keberlanjutannya.
“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama merasa memiliki jaringan irigasi ini,” tegasnya.
“Mari kita jaga dan awasi bersama. Jika ada hal mencurigakan atau pengerusakan oleh oknum tidak bertanggung jawab, segera laporkan ke perangkat setempat.”
Peresmian ini menjadi penanda. Pemerintah provinsi sepertinya serius menjadikan infrastruktur pertanian sebagai prioritas, selaras dengan program swasembada pangan nasional. Tinggal menunggu hasilnya di lapangan, apakah aliran air yang makin deras ini bisa mengalirkan pula kesejahteraan yang lebih merata.
Artikel Terkait
Pramono Anung Tinjau Pasar Kramat Jati, Janjikan Relokasi Pedagang Usai Kebakaran
PSI Desak Pemkot Tangsel Cari Solusi Darurat Sampah, Bukan Cuma Tutupi dengan Terpal
Bangkit dari Puing: Semangat Berdagang Kembali Menyala di Pasar Kramat Jati
Terpal Biru di Kolong Flyover Ciputat: Solusi Sementara untuk Masalah Sampah yang Menggunung