Bencana banjir di Sumatera meninggalkan luka yang dalam. Desa nyaris lenyap, sungai-sungai berubah jadi hamparan lumpur. Keadaan benar-benar di luar dugaan.
Dari Aceh hingga Sumatera Utara, dampaknya terlihat jelas. Material sisa banjir bandang berserakan di mana-mana, mengubah pemandangan jadi suram. Di sisi lain, cerita dari lapangan justru lebih memilukan lagi.
Ambil contoh Desa Sekumur di Aceh Tamiang. Pekan lalu, desa itu seperti ditelan bumi. Yang tersisa cuma sebuah masjid, berdiri sendirian dikepung tumpukan kayu dan puing. Sungguh pemandangan yang mengharu biru.
Menurut sejumlah saksi, banjir saat itu tingginya nyaris menyamai atap masjid. Beberapa warga bahkan terpaksa bertahan di atas gundukan kayu, posisinya setara dengan puncak tempat ibadah itu. Di sekelilingnya, kosong. Tak ada bangunan lain yang selamat.
Kata Hendra, warga Aceh Tamiang, pada Sabtu (6/12). Ia menggambarkan betapa cepatnya bencana itu terjadi.
Artikel Terkait
Buntut Umrah Saat Bencana, Bupati Aceh Selatan Diperiksa Kemendagri
Pemulihan Pascabencana Sumatera: Dana Rp 51,82 Triliun Diapungkan ke Presiden
Pertemuan Rahasia AS, Israel, dan Qatar di New York Bahas Nasib Gaza
Ganjar Desak Mobilisasi Nasional untuk Tangani Bencana Sumatera