Maka, kehadiran neraca SDA yang berfungsi nyata menjadi sangat krusial. Ini bukan sekadar administrasi, tapi wujud menjalankan amanat konstitusi: memastikan penguasaan negara atas SDA benar-benar untuk kemakmuran rakyat, bukan dominasi korporasi.
Darurat dan Langkah Ke Depan
Di sisi lain, pemerintah harus bergerak lebih cepat dan masif menangani darurat saat ini. Fokusnya seharusnya pada bantuan yang nyata dan tanggap untuk korban, bukan berdebat soal status bencana daerah atau nasional.
Realitas di lapangan sudah mendesak. Lima Bupati di Aceh Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Singkil, dan Kota Lhokseumawe sudah menyatakan tak sanggup menangani darurat ini. Mereka butuh bantuan serius dari provinsi dan pusat. Kemungkinan besar, Bupati di Sumatera Barat dan Utara akan menyusul, mengingat kondisi topografi dan kemampuan daerah mereka yang terbatas.
Landasan hukum minimal, misalnya Instruksi Presiden, mendesak untuk dikeluarkan. Tujuannya mempercepat bantuan logistik, pengiriman alat berat, perbaikan infrastruktur, dan pemulihan ekologi agar bencana serupa tidak terulang.
Lebih dari itu, perspektif baru dalam tata kelola juga dibutuhkan. Menurut Arif Satria, modernisasi ekologi dan ekologi politik bisa jadi jalan keluar.
Pendekatan semacam ini bisa membawa perbaikan menuju pembangunan yang berkelanjutan.
Indonesia, dengan ketergantungan tinggi pada SDA dan posisinya di ring of fire, harus bersahabat dengan alam. Lebih dari 70% wilayah kita lautan, ditambah lokasi di ekuator yang rawan bencana seperti yang baru terjadi di Sumatera.
Karena itu, evaluasi besar-besaran mutlak dilakukan. Tata kelola SDA harus dirombak, mengedepankan keberlanjutan dan keselarasan dengan lingkungan.
Pada akhirnya, bencana kali ini harus jadi titik balik. Evaluasi terhadap tata kelola SDA yang sentralistik dan eksploitatif harus berbuah solusi, baik preventif maupun kuratif. Agar negara ini tak lagi gagap, tapi tanggap, ketika bencana datang.
Rico Novianto Hafidz. Mahasiswa Doktoral FHUI.
Artikel Terkait
Investor Asing Siap Garap Ladang Angin dan Matahari Terbesar di Banten
Tragedi di Siksorogo Lawu Ultra, Panitia Janji Evaluasi Rute dan Medis
Prabowo Turun ke Aceh, Ingatkan Pejabat Jangan Cari Untung di Tengah Bencana
Kakorlantas Agus: 1.000 Kamera e-TLE di Jakarta, Wajah Polantas Tetap Humanis