"China membayangi setiap kapal yang lewat," ujar Tsai, seperti dikutip dari AFP.
Lebih lanjut dia menjelaskan, "Mereka tak hanya mengerahkan aset angkatan laut untuk memantau, tapi kadang juga memobilisasi pesawat tempur. Serangan simulasi itu dilakukan sebagai penanda isyarat keras tentang kehadiran militer dan klaim dominasi mereka atas Selat Taiwan."
Jadi, situasinya seperti ini: setiap kapal asing yang melintas seolah diawasi ketat, bahkan dihadapkan pada latihan tempur di udara. Sebuah cara yang terang-terangan untuk menunjukkan siapa yang berkuasa, setidaknya menurut klaim Beijing. Sementara itu, lalu lintas kapal internasional tetap berjalan, di bawah bayang-bayang ketegangan yang nyaris tak pernah reda.
Artikel Terkait
57 Tersangka Diciduk, Sabu 1,4 Kg dan Ekstasi Senilai Rp 2,6 Miliar Digagalkan di Kalsel
Anggota DPR Desak Status Bencana Nasional untuk Banjir Sumatera
Prasetyo Hadi Buka Suara: Status Darurat Bencana Bukan Segalanya
Korban Tewas Bencana Sumatera Tembus 770 Jiwa, Pencarian 463 Korban Hilang Masih Berlanjut