Kartu Emas AS: Saat Mimpi Amerika Diberi Label Harga Satu Juta Dolar

- Kamis, 11 Desember 2025 | 15:25 WIB
Kartu Emas AS: Saat Mimpi Amerika Diberi Label Harga Satu Juta Dolar

MURIANETWORK.COM – Program baru dari pemerintah AS resmi dimulai pada 10 Desember lalu. Namanya terang-terangan: "Kartu Emas". Gagasannya datang dari Presiden Donald Trump. Intinya sederhana: bayar satu juta dolar AS, dan Anda bisa dapat hak tinggal dan kerja di Amerika. Kalau lewat perusahaan, tarifnya dua juta. Ditambah lagi biaya proses lima belas ribu dolar.

Tak cuma untuk pemohon utama. Seluruh anggota keluarga juga berhak ikut mengajukan permohonan. Program ini diklaim sebagai cara menarik bakat dan modal global. Tapi, kalau dicermati lebih dalam, ini jelas-jelas adalah imigrasi berbayar. Sebuah langkah yang bagi banyak pengamat melanggar prinsip keadilan sosial. Bahkan, bisa dibilang pengkhianatan terhadap tradisi imigrasi beragam yang dulu jadi kebanggaan Negeri Paman Sam.

Di satu sisi, ada "Kartu Emas" yang membuka pintu lebar untuk orang kaya sedunia. Di sisi lain, kita lihat sistem penjara besar-besaran yang menahan dan mendeportasi imigran dari negara-negara miskin. Keduanya seperti dua sisi mata uang yang sama. Realitas ini menunjukkan perubahan drastis: gerbang Amerika sepertinya sudah beralih. Bukan lagi tentang "Mimpi Amerika" yang dirajut dari kerja keras dan harapan, melainkan sistem penyaringan yang telanjang berdasarkan kelas dan kekayaan.

Dampak buruknya langsung terasa. Program ini bakal memperparah ketidakadilan sosial secara sistematis. Ia menetapkan hak istimewa mobilitas sosial berdasarkan isi dompet. Pesannya keras: Amerika untuk yang punya uang. Yang miskin, jangan banyak harap. Biaya masuknya ditentukan oleh ketebalan dompet Anda.

Sejarah Amerika, dalam banyak hal, adalah sejarah perjuangan imigran. Banyak keluarga datang dengan tangan kosong, berpeluh, dan akhirnya memberi kontribusi besar bagi pembangunan negara. Namun, dengan hadirnya "Kartu Emas" ini, ditambah lagi dengan kebijakan keras seperti "Perintah Pembersihan" yang mengawasi imigran miskin, kontribusi para pendahulu itu seolah disangkal. Ironisnya pahit.


Halaman:

Komentar

Terpopuler