Di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq terlihat serius. Dia baru saja mengungkapkan target waktu untuk mengusut tuntas kasus gelondongan kayu yang ikut terseret banjir di Sumatera. "Aku minta tiga bulan nanti, tiga bulan lah mudah-mudahan," ujarnya, Selasa (2/12/2025).
Ada nada urgensi dalam suaranya.
"Kalau lebih daripada itu nanti masuk angin ya. Kita lupa. Biasanya kriteria bencana itu, kalau sudah tanahnya kering, kita lupa semua itu," tambah Hanif, menggambarkan betapa cepatnya ingatan publik bisa memudar.
Fokus penyelidikan kini tertuju pada delapan perusahaan yang beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru, Sumatera Utara. Mereka akan segera dipanggil untuk dimintai keterangan. Menurut Hanif, langkah pertama adalah mempelajari dokumen-dokumen dari para perusahaan tersebut. Namun, dia tak hanya mengandalkan berkas di meja.
"Insyaallah hari Kamis saya akan ke sana," katanya mantap.
Tujuannya, untuk melihat langsung lokasi penemuan kayu gelondongan di Sumut. "Supaya dapat pikiran, bayangan konstruksi kasusnya seperti apa," jelasnya.
Sebelum turun ke lapangan, timnya sudah memeriksa peta dan citra satelit. Hasil awal cukup mencengangkan. "Dari kajian peta, di bagian hulu itu benar-benar sudah jadi kebun lahan kering," papar Hanif. "Kemudian di sininya ada sawit baru. Ini kelihatan dari alurnya seperti itu gambarnya."
Artikel Terkait
Bencana Sumatera: 744 Jiwa Melayang, 3,3 Juta Jiwa Terhempas
Solidaritas Tanpa Batas: Polres Kampar Kirim Bantuan dan Personel ke Korban Bencana Agam
Buronan Narkoba Rp 5 Triliun Tiba di Tanah Air, Tangan Terikat dan Menunduk Sepanjang Perjalanan
Usulan Libur Nasional 2 Desember Mengemuka di Reuni 212