"Aceh dengan landscape 3,3 juta hektare itu lebih ekstrem hujannya dibandingkan Batang Toru. Jadi Aceh tercatatkan di beberapa lokasi bahkan mencapai 400 mm," jelas Hanif.
Ia lalu menggambarkan skala bencana dengan hitungan yang mudah dicerna.
"Artinya kalau 400 mm, 300 lebih ya ini anggaplah 330-an dikalikan luas kesemennya yang 3,3 juta, maka di Aceh hari itu dua hari telah datang air sejumlah 9,7 miliar kubik. Bayangkan air seluas itu, siapa yang bisa selamat?"
Di sisi lain, Sumatera Barat menghadapi kombinasi mematikan. Curah hujan ekstrem bertemu dengan lanskap yang secara alami rentan.
"Nah kemudian di Sumatera Barat, ini juga (curah hujan) ekstrem, sangat ekstrem dibandingkan Batang Toru tadi. Kemudian dia memiliki lanskap yang agak pendek dan curam. Sehingga korbannya juga relatif besar," tambahnya.
Menyikapi rangkaian bencana ini, Kementerian Lingkungan Hidup tak tinggal diam. Hanif menyebut pihaknya sedang mendalami kasus ini secara serius. Ada indikasi perubahan tata ruang yang dramatis dan bermasalah.
"Nah ini yang langkah-langkah ini sedang kita dalami. Karena ternyata memang ada perubahan dramatis dari tata ruang kita," tegasnya.
"Kami sudah mengumpulkan data dengan detail dan melalui citra satelit yang telah kami pelajari. Kami juga telah mengundang entitas-entitas yang ada di sepanjang DAS itu untuk hadir di Kementerian Lingkungan Hidup untuk kita akan segera memulai masa-masa dimulainya penyelidikan terkait dengan kasus ini," pungkas Hanif.
Artikel Terkait
Bencana Sumatera: 744 Jiwa Melayang, 3,3 Juta Jiwa Terhempas
Solidaritas Tanpa Batas: Polres Kampar Kirim Bantuan dan Personel ke Korban Bencana Agam
Buronan Narkoba Rp 5 Triliun Tiba di Tanah Air, Tangan Terikat dan Menunduk Sepanjang Perjalanan
Usulan Libur Nasional 2 Desember Mengemuka di Reuni 212