ujarnya.
Sebagai penutup, pesannya jelas: mahasiswa harus jadi agen kebudayaan, dimulai dari lingkungan terdekat hingga ke media sosial.
"Tantangan di zaman ini adalah bagaimana kita mempertahankan jati diri dan budaya bangsa di tengah globalisasi. Kita telah memasuki era digital yang membawa lompatan teknologi luar biasa. Untuk itu, saya berpesan kepada mahasiswa dan mahasiswi untuk terus menjadi agen kebudayaan dengan memanfaatkan teknologi,"
kata Fadli.
Sementara itu, dari pihak kampus, Wakil Rektor III USK Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Mustanir, menyambut baik sinergi ini.
"Aceh memiliki posisi istimewa dalam keberagaman sosial. Kita semua memahami bahwa sejak masa kesultanan, Aceh telah menjadi titik temu berbagai bangsa dan laboratorium kebudayaan yang memadukan nilai-nilai Islami, tradisi lokal, serta keterbukaan terhadap perubahan,"
ungkapnya.
Acara yang berlangsung cukup hangat itu juga dihadiri sederet tokoh. Tampak hadir Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal, Ketua Fraksi Gerindra DPR Aceh Abdurrahman Ahmad, Kadisbudpar Aceh Dedy Yuswadi, dan Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Almuniza Kamal. Dari Kementerian Kebudayaan, sejumlah pejabat eselon turut mendampingi sang Menteri.
Artikel Terkait
Hayli Gubbi Bangkit dari Tidur 12.000 Tahun, Abu Vulkanik Selimuti Sejumlah Negara
Cak Imin Usul Solusi Kredit UMKM Tanpa Agunan, Jawab Jeratan Pinjol
Bener Meriah Diguncang Gempa 4,7 SR di Kedalaman Dangkal
Duka Nestapa Alvaro, Bocah 6 Tahun yang Tewas di Tangan Ayah Tirinya