Kalau dibandingin sama provinsi lain, Jawa Barat punya prevalensi tertinggi untuk masalah kesehatan jiwa, yakni 4,4%. Sementara rata-rata nasionalnya 2%. Jakarta sendiri sedikit lebih tinggi dari nasional, yaitu 2,2%.
"Secara nasional rata-ratanya 2 persen. DKI Jakarta sedikit lebih tinggi, 2,2 persen," jelas Yunita, merujuk data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023.
Nah, di sisi lain, skrining kesehatan jiwa ini sebenarnya langkah penting. Bukan cuma formalitas. Dengan deteksi dini, masalah bisa ditangani lebih cepat. Untungnya, hampir seluruh Puskesmas di Jakarta sekarang sudah punya psikolog klinis. Jadi, aksesnya lebih gampang.
Tapi perlu diingat, skrining ini bukan alat untuk diagnosis. Fungsinya lebih ke penunjang, membantu orang memahami apa yang mungkin mereka alami. Ini semacam peringatan awal aja.
Buat warga Jakarta yang merasa butuh bantuan, ada layanan telekonsultasi JakCare. Bisa diakses lewat aplikasi JAKI atau nelpon gratis ke 0800-1500-119. Layanan ini diluncurkan Pemprov DKI pada Mei 2025 sebagai bentuk pertolongan pertama dan deteksi dini.
Artikel Terkait
Bolsonaro Ditahan Usai Gelang Elektroniknya Dirusak dengan Solder
Indonesia Desak Dukungan Nyata untuk Target Adaptasi Iklim di KTT COP30
Razia Kamar Kos di Bekasi Ungkap Sabu Lebih dari Satu Kilogram
Indonesia Soroti Tujuh Isu Krusial di Penutupan COP30, Desak Komitmen Iklim Tak Sekadar Wacana