Volodymyr Zelensky dengan tegas menolak rencana perdamaian yang diusulkan Amerika Serikat. Penolakan ini tak lama kemudian dibalas dengan ancaman dari Vladimir Putin.
Dalam pidatonya pada Jumat (21/11), pemimpin Ukraina itu awalnya terlihat terbuka untuk berdiskusi. Namun, belakangan sikapnya berubah. Dia merasa proposal yang didukung Trump itu justru menjebak Kyiv dalam situasi yang serba sulit.
“Ini pilihan yang sangat berat,” ujarnya.
Zelensky merasa Ukraina dipaksa memilih antara kehilangan martabatnya atau dukungan dari sekutu utama, AS. Karena itu, dia berjanji akan mengajukan alternatif lain.
Artikel Terkait
Job Fair Jadi Penyelamat, Pengangguran Jakarta Merosot ke 6,05%
Tingkat Pengangguran Jakarta Menyusut, Job Fair dan Inklusi Disabilitas Jadi Andalan
Skrining Jiwa di Ibu Kota: 3% Warga Jakarta Berisiko Alami Depresi
Gus Yahya Bantah Terima Surat Permintaan Mundur dari PBNU