Kolaborasi Multisektor dan Monitoring Ketat
Keberhasilan program ini tidak lepas dari kolaborasi strategis dengan berbagai institusi kesehatan, termasuk puskesmas, posyandu, dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kerja sama ini memungkinkan monitoring komprehensif terhadap parameter tumbuh kembang balita, meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan aspek perkembangan lainnya.
Kisah Sukses dari Lapangan
Nady, ibu balita penerima manfaat asal Samarinda, membagikan pengalaman positifnya. "Program ini sangat membantu saya memenuhi asupan protein anak saya. Berkat bantuan telur rutin, berat dan tinggi badan buah hati saya mengalami peningkatan signifikan," ungkapnya dengan penuh harap agar program serupa dapat berlanjut.
Sentimen serupa disampaikan Sunggal dari Medan. "Alhamdulillah, bantuan telur ini benar-benar menambah gizi anak saya. Setelah mengonsumsi telur secara teratur, berat badannya bertambah. Saya berharap inisiatif seperti ini terus berjalan ke depannya," tuturnya.
Pencapaian dan Pengakuan
Atas kontribusi nyata dalam penanganan stunting, Alfamidi telah menerima penghargaan dari BKKBN di empat provinsi: Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Jawa Tengah. Pengakuan ini memperkuat posisi perusahaan sebagai mitra strategis pemerintah dalam mencapai target penurunan prevalensi stunting dari 19,8% (2024) menjadi 18,8% di tahun 2025.
Program Protein Cegah Stunting Alfamidi tidak hanya sekadar bantuan sosial, tetapi merupakan investasi jangka panjang untuk mencetak generasi Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas. Melalui komitmen berkelanjutan ini, Alfamidi yakin dapat berkontribusi signifikan dalam percepatan penurunan angka stunting nasional.
Artikel Terkait
Pohon Tumbang Tahan Arus Lalu Lintas di Jalan Cendrawasih Raya
Puluhan Ribu Pelajar Torehkan Surat Tangan di Tengah Gempuran Era Digital
Pertemuan Oval yang Panas: Trump dan Mamdani Akhirnya Berhadapan
Bacokan Malam di Koja, Pelaku Diringkus Saat Asyik Nongkrong