Kebutuhan LPG nasional saat ini mencapai 8,5 juta ton per tahun, sementara produksi domestik hanya 1,3 juta ton. Akibatnya, Indonesia harus mengimpor sekitar 6,5 hingga 7 juta ton LPG setiap tahunnya.
Pengembangan DME sebagai bahan bakar alternatif diharapkan dapat significantly mengurangi beban impor LPG yang selama ini membebani anggaran negara.
Teknologi DME dari China dan Eropa
Untuk mendukung proyek DME, pemerintah kemungkinan akan mengadopsi teknologi dari Eropa dan China yang dinilai cocok dengan kondisi Indonesia. Keputusan final mengenai pemilihan teknologi akan berada di tangan Danantara sebagai badan pengelola investasi.
Bahlil menjelaskan, "Mitra proyek nanti bekerjasama dengan Danantara. Pilihan teknologinya beragam, bisa menggunakan teknologi dari China atau juga dari Eropa."
Dengan rencana implementasi yang dimulai tahun depan, transisi dari LPG ke DME diprediksi akan membawa perubahan signifikan dalam landscape energi rumah tangga dan industri Indonesia.
Artikel Terkait
Dapur Bogor yang Menyantuni 8.000 Siswa dan Menggerakkan Petani Lokal
Prabowo Gebrak Meja: Aturan yang Tak Sesuai Pasal 33 Harus Dirombak
Harapan Baru untuk Fitri: Rumah di Atas Rawa Akhirnya Direnovasi
Misteri Perjalanan Filipina Pelaku Penembakan Bondi Terkuak