Kalimat sederhana itu langsung membuat saya terdiam. Saya menyadari bahwa selama ini saya terlalu sibuk membuktikan sesuatu pada orang lain, sampai lupa bahwa saya tidak perlu dimengerti semua orang.
Belajar Menerima bahwa Tidak Semua Orang Paham Proses Kita
Ayah melanjutkan, "Kalau kamu tahu niatmu baik, teruskan saja. Jangan berhenti hanya karena orang lain tidak mengerti." Dari situlah saya belajar bahwa marah adalah hal yang manusiawi, namun yang terpenting adalah tidak tenggelam dalam kemarahan tersebut.
Seringkali orang menilai hanya dari luar, tanpa mengetahui seberapa besar usaha yang telah kita jalani. Mereka tidak melihat perjuangan dan proses yang kita lalui setiap hari.
Mengubah Pola Pikir dalam Menghadapi Penilaian Orang
Sekarang, setiap kali saya mulai kesal karena merasa diremehkan, saya mengingat kata-kata ayah tersebut. Hidup memang tidak bisa kita kendalikan sepenuhnya, namun kita selalu bisa memilih bagaimana cara menanggapinya.
Pelajaran berharga dari ayah mengajarkan saya untuk fokus pada tujuan dan tidak membiarkan pendapat orang lain mengganggu ketenangan jiwa. Inilah pelajaran tentang emotional intelligence dan resilience yang paling berharga dalam hidup saya.
Artikel Terkait
Waspada! Bawang Bombai Ilegal Berbahaya Ditemukan di Batam, Warga Malah Berebut
Gencatan Senjata Retak! Israel Serang Gaza, 2 Tewas dan Bayi Jadi Korban
Mafia Pabean Bobol! Modus Bikin Ngakak: Mesin Kretek Rp150 Juta Disulap Jadi Mercy James Bond Rp20 Miliar
Guncangan di Gaza: Israel Langgar Gencatan Senjata 2025 dengan Serangan Udara Brutal