APIB mendesak audit menyeluruh oleh BPK bersama tim ekonom independen sebelum restrukturisasi dilakukan. Audit harus mencakup aspek keuangan dan fisik proyek, termasuk:
- Investigasi tudingan mark up sebesar 1,6 miliar dolar AS
- Penelusuran kenaikan anggaran dari Rp90 triliun menjadi Rp116 triliun
- Pemeriksaan struktur kepemilikan saham konsorsium China Railways di KCIC
- Kemungkinan adanya kepemilikan terselubung pihak tertentu
Perbandingan Biaya Whoosh: Tawaran Jepang vs China
Erick menyoroti perbedaan signifikan dalam pembiayaan proyek. Saat Jepang menawarkan proyek ini, biayanya hanya sekitar Rp60 triliun dengan bunga 0,1 persen. Namun setelah beralih ke China, anggaran melonjak menjadi Rp116 triliun dengan bunga 3,4 persen.
"Tahun pertama saja bunga utangnya sudah mencapai Rp2 triliun. Bunga sebesar itu membuat beban proyek sangat berat," ungkap Erick.
Transparansi Sebelum Restrukturisasi Utang Whoosh
Erick menegaskan bahwa seluruh proses audit harus dilakukan secara transparan sebelum pemerintah melalui Danantara melaksanakan restrukturisasi. "Karena Danantara itu milik negara, berarti milik rakyat. Maka proyek yang menjadi tanggungannya harus bersih dan tidak menyembunyikan beban tersembunyi," pungkasnya.
Artikel Terkait
The Bond: Drama Keluarga yang Menguras Emosi, Kisah Lima Saudara Bertahan di Tengah Badai
Israel Rencanakan 9.000 Unit Pemukiman Baru di Atas Bekas Bandara Yerusalem
Prabowo dan Wacana Sawit Papua: Siapa yang Untung Saat Hutan Terakhir Tumbang?
Diamnya Anak Bukan karena Tak Ada Cerita, Tapi Tak Ada Tempat Nyaman