Desakan Ungkap Dalih Pengalihan Proyek ke China
Anthony menegaskan aparat penegak hukum wajib menindaklanjuti fenomena ini untuk mengungkap pihak-pihak yang berperan dalam pengalihan kerja sama pembangunan kereta cepat dari Jepang ke China. Pertanyaan besar muncul mengapa Indonesia memilih China yang menawarkan pembiayaan dengan bunga lebih tinggi.
Keterkaitan Jokowi dalam Pengalihan Proyek
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengungkapkan pengalamannya berdiskusi dengan Presiden Jokowi pada 2016 mengenai proyek KCJB. Menurut Agus, pengalihan proyek dari Jepang ke China merupakan ide Jokowi sendiri.
Padahal Jepang melalui JICA telah melakukan studi kelayakan dan siap membiayai proyek dengan bunga ringan dan tenor 40 tahun. "Sekarang (dengan China) jadi 85 tahun dengan bunga 2 persen," ujar Agus.
Agus menduga keputusan ini lebih dilandasi pertimbangan politik ketimbang rasionalitas ekonomi. "Menurut saya, Jokowi merasa lebih nyaman dengan Cina. Mungkin karena banyak bantuan dan kedekatan politik," katanya.
Berdasarkan analisis ini, proyek Kereta Whoosh menimbulkan pertanyaan serius mengenai efisiensi biaya, transparansi pengadaan, dan beban keuangan jangka panjang bagi Indonesia.
Artikel Terkait
Starlink Tiba di Garoga, Bantu Korban Bencana Hubungi Keluarga
Banjir Setinggi Pinggang, Warga Pontianak Malah Asyik Makan di Warung
Warga Terkepung, Akses Terputus: Lahar Dingin Semeru Timbun Permukiman di Lumajang
Kepling Medan Dicopot Usai Diduga Menyelewengkan Bantuan Banjir