Terkait dukungan penanganan kerusakan infrastruktur, dia memastikan BNPB akan membantu perbaikan sesuai dengan tingkatan kerusakan yang ditimbulkan.
Pasalnya, dia menerangkan hasil pendataan dan analisis lapangan dalam reaksi cepat tanggap darurat bencana, akan digunakan menjadi dasar perbaikan rusaknya infrastruktur tersebut.
“Kami juga memastikan kerusakan akan kami perbaiki,” sambungnya.
Hingga pukul 11.00 WIB, lanjut Suharyanto, gempa bumi susulan atau aftershock telah mencapai 53 kali. Dari data tersebut, ada sebanyak 3 gempa bumi berskala cukup besar, namun tidak menyebabkan dampak signifikan.
Karena itu, dia mengingatkan kepada warga setempat untuk tidak panik namun tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, mengingat kejadian masa lalu di wilayah Nabire pernah diguncang gempa bumi berskala M 6.4 pada 2004, yang menyebabkan korban jiwa 32 orang meninggal dunia dan 213 lainnya mengalami luka-luka, serta 178 rumah warga terbakar dan 150 lainnya roboh akibat gempa bumi saat itu.
“Kita patut waspada. Pada tahun 2004 pernah terjadi di Nabire berkekuatan M6.4 dan banyak memakan korban jiwa meninggal dunia dan kerusakan infrastruktur,” demikian Suharyanto menambahkan.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Investasi Jepang di IKN: Peluang Kerja Sama dan Keuntungannya
3 Tempat Wisata Religi di Surabaya yang Wajib Dikunjungi: Sunan Ampel hingga Cheng Hoo
PM Qatar dan Yordania Bahas Gencatan Senjata Gaza: Update Terkini
Demo Gorok Leher Ainul Yaqin: Kecaman Internasional & Desakan Pemecatan dari Transjakarta