Selain membahas potensi Indonesia, Dalio juga menguraikan lima faktor utama yang saat ini menggerakkan perubahan global.
Pertama ialah siklus uang dan utang. Menurutnya, siklus keuangan selalu berulang, dan negara yang mampu mengelola utangnya dengan baik akan memiliki posisi yang lebih kuat.
"Uang membeli kekuasaan, dan ini memengaruhi seluruh dinamika ekonomi global," kata Dalio.
Kedua yakni konflik Internal di berbagai negara. Ia menyoroti meningkatnya ketegangan politik dan perpecahan sosial, terutama di AS, yang menghambat kerja sama dan kompromi dalam pengambilan keputusan.
Ketiga perubahan dalam perang geopolitik, di mana dunia saat ini mengalami pergeseran dari multilateralisme ke unilateralisme. Banyak negara lebih mengutamakan kepentingan nasional mereka sendiri.
Kemudian keempat, dampak perubahan iklim dan pandemi. Menurut Dalio, Bencana alam, kekeringan, serta pandemi telah menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan sosial di banyak negara.
Terakhir ialah revolusi teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Dalio menekankan bahwa AI akan menjadi faktor utama dalam persaingan global. Negara yang menguasai teknologi ini akan memiliki keunggulan di berbagai sektor, mulai dari kesehatan hingga pemerintahan.
Di akhir pidatonya, Dalio menegaskan bahwa kehadirannya di Indonesia bukan untuk mencari keuntungan pribadi, melainkan untuk memberikan inspirasi dan kontribusi.
"Saya berada di sini bukan karena uang. Saya telah menghasilkan banyak uang. Saya ingin membantu dan menginspirasi sebanyak yang saya bisa," kata dia.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Tilang Menghujam, 574 Pelanggaran Terjaring Zebra Samrat Sulut
Praktik Pungli Ratusan Miliar Terungkap di Balik Tren Thrifting
Warga Gaza Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan, Intensitas Pengawasan Israel Kian Menggila
Roy Suryo dan Kawan-Kawan Tolak Jalan Damai, Pilih Buktikan Kasus di Meja Hijau