Di tengah hiruk-pikuk Festival Budaya Tempe di Jakarta, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan kabar yang dinanti-nanti. Pemerintah bakal merevitalisasi Gedung Sarekat Islam di Semarang. "Kita akan revitalisasi, pokoknya tahun 2026 inilah," tegasnya, Minggu (21/12) lalu.
Bagi Fadli, perhatian pada gedung tua di Kampung Gendong Utara itu bukan hal baru. Ia sudah berkunjung ke sana lebih dari sepuluh tahun silam, tepatnya di 2012 dan 2013, bahkan ikut mengampanyekan agar bangunan bersejarah itu tak terlupakan.
"Saya dulu sudah pernah datang ke situ dan ikut mengkampanyekan agar gedung itu tetap terawat dengan baik," kenangnya.
Gedung itu bukan sembarang bangunan. Statusnya sebagai cagar budaya tingkat kota sudah melekat. Lebih dari itu, ia menyimpan jejak langkah para tokoh pergerakan nasional. Tjokroaminoto, Samanhudi, bahkan Sukarno, konon pernah berkumpul di sana. Banyak peristiwa penting, termasuk Pertempuran Lima Hari di Semarang, menjadikan gedung ini saksi bisu yang bisiknya masih ingin didengar.
"Gedung Sarekat Islam itu kan gedung heritage, sudah menjadi cagar budaya meskipun di tingkat kota," ujar Fadli. "Banyak peristiwa sejarah di situ dan banyak tokoh yang mengadakan pertemuan."
Rencana serius ini sebenarnya sudah digaungkan Fadli saat ia meninjau langsung gedung tersebut pada Jumat, 19 Desember. Di hadapan awak media, ia menjelaskan skema kerjanya.
"Kementerian Kebudayaan akan mengkoordinasikan langkah revitalisasi bersama pemerintah kota (pemkot), yayasan, dan komunitas budaya," katanya.
Namun begitu, revitalisasi yang dimaksud bukan sekadar membenahi fisik bangunan seluas sekitar 1.000 meter persegi itu. Visinya lebih jauh.
Artikel Terkait
Ribuan Pelari Bersatu di Borobudur, Doakan dan Galang Dana untuk Korban Bencana Sumatera
Serdam Berkibar: Pusat Kuliner Baru Resmi Diresmikan, Dukung 180 UMKM Kubu Raya
Ramalan Wanda Hamidah di Pilpres 2014: Dulu Ditertawakan, Kini Makin Nyata
Tiga Dekade Menggelinding, Khambec C70 Pontianak Rayakan Ikatan Lintas Generasi