Di tengah debu dan kenangan akan kehancuran, Gaza justru merayakan cinta. Sekitar dua ratus pasangan tepatnya 203 pasangan mengikrarkan janji suci mereka pada 18 Desember lalu. Upacara massal yang mengharukan ini tak mungkin terwujud tanpa sokongan dari sebuah lembaga kemanusiaan asal Turki.
Menurut sejumlah saksi, suasana di lokasi terasa sangat berbeda. Ada tawa, sorak-sorai, dan haru yang menyelimuti wilayah Al-Zawaida, di jantung Gaza. Acara ini digagas oleh Yayasan Ribat dari Turki, yang dengan gigih ingin menghadirkan secercah cahaya di tengah gelapnya konflik.
Slogannya pun menyentuh: "Kami Mencintai Kehidupan Meskipun Ada Genosida". Sebuah pernyataan yang blak-blakan, sekaligus jadi simbol ketahanan warga Palestina. Ini bukan sekadar pesta pernikahan biasa. Tujuannya lebih dalam: meringankan beban ekonomi para pemuda yang ingin membangun rumah tangga, tapi terhambat oleh perang dan kemiskinan yang mencekik.
Artikel Terkait
Gelar Karya Vokasi 2025: Kolaborasi Nyata Lahirkan Inovasi dan Kepercayaan Diri
Nama Raudi Akmal Bergema 63 Kali dalam Dakwaan Korupsi Hibah Sleman
Gubernur Pramono Anung Imbau Warga Waspada dan Nikmati Liburan di Jakarta
Tiga Jaksa Banten Dicopot Usai Jadi Tersangka Pemerasan WN Korea