ujarnya memperingatkan.
Di panggung diplomasi, kesan adalah segalanya. Sekali salah ucap, bisa langsung ditangkap sebagai sikap negara, meski mungkin niatnya bukan begitu.
Karena itulah, Amir Hamzah mendesak Presiden Prabowo untuk mengevaluasi posisi Tito Karnavian. Bahkan, ia menyarankan agar Tito diganti dengan tokoh lain yang lebih matang secara politik dan paham betul soal etika pemerintahan.
katanya.
Di awal pemerintahan ini, stabilitas politik dalam negeri dan hubungan baik dengan negara sahabat adalah modal utama. Modal untuk menjalankan agenda besar, dari pembangunan ekonomi sampai menjaga posisi strategis Indonesia di ASEAN.
Amir juga menekankan soal keteladanan. Di era informasi yang menyebar cepat seperti sekarang, setiap ucapan pejabat bisa langsung melintas batas negara. Harusnya, mereka lebih waspada.
tutupnya.
Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Tito Karnavian maupun dari Istana terkait desakan evaluasi ini. Polemik ini setidaknya mengingatkan kita semua: betapa runcingnya kata-kata di dunia diplomasi, dan betapa mahal harganya jika salah keluar.
Artikel Terkait
Tiga Jaksa Banten Dicopot Usai Jadi Tersangka Pemerasan WN Korea
Puncak Arus Mudik Nataru di Terminal Pulo Gebang Diprediksi Capai 5.000 Penumpang per Hari
PAM JAYA Raih Penghargaan Transparansi, Target 100% Air Bersih Jakarta Dipercepat
Ketika Dukun Berjubah Ustadz Lebih Dimuliakan daripada Ulama yang Nyata