Penegasannya panjang, seolah ingin memastikan tak satu pun pihak yang terlupakan.
Di sisi lain, ia secara khusus menyoroti mereka yang bekerja dalam diam. Para petugas yang tak pernah mencari publikasi, bahkan mereka yang gugur dalam tugas. Itu semua, kata Teddy, adalah bentuk pengabdian negara pada rakyat. Dan sudah selayaknya dihargai.
Nada ajakan kemudian lebih kuat terdengar. Teddy mengajak semua elemen untuk benar-benar berkontribusi. Caranya? Dengan memberi masukan yang membangun di lapangan, bukan malah menambah beban kerja yang sudah begitu berat.
Pesan terakhirnya sederhana namun tegas: bantuan nyata lebih dibutuhkan daripada sekadar komentar.
Artikel Terkait
Demokrasi di Ujung Tanduk: Kembalinya Siklus Korupsi Kepala Daerah
Sumatera Terkoyak, Status Bencana Nasional Masih Dipertanyakan
Megawati Geram: Sirine Damkar Ngoang-ngoeng, tapi Bantuan Lambat Tiba
Kekuasaan dan Bisnis: Ketika Pengusaha Berkuasa Lupa Diri