Rasanya saya miris sekali. Nyatanya di lapangan dengan yang ada di pikiran para pemimpin, kok bisa beda banget, ya?
Negara jangan sampai alpa. Bantuan untuk korban banjir di Aceh dan wilayah sekitarnya itu adalah kewajiban. Titik. Pemerintah kan dapat tugas ini. Coba pikir, pajak yang kita bayar nggak main-main tarifnya bisa nyampe 35%, loh. Belum uangnya turun ke bawah, udah dipotong sana-sini dulu.
Nah, soal bantuan dari rakyat biasa? Itu sifatnya sukarela. Mau bantu, ya syukur. Enggak, ya nggak apa-apa. Tapi pemerintah? Itu kewajiban mutlak. Nggak bisa ditawar.
Yang bikin geleng-geleng justru sikap pemerintah belakangan. Alih-alih mempermudah, malah ada kesan menyinyiri warga yang ingin menolong. Bahkan bantuan dari luar negeri pun kadang ditolak. Menurut sejumlah saksi di lokasi, ini bikin situasi makin runyam.
Artikel Terkait
Gelar Karya Vokasi 2025: Kolaborasi Nyata Lahirkan Inovasi dan Kepercayaan Diri
Nama Raudi Akmal Bergema 63 Kali dalam Dakwaan Korupsi Hibah Sleman
Gubernur Pramono Anung Imbau Warga Waspada dan Nikmati Liburan di Jakarta
Tiga Jaksa Banten Dicopot Usai Jadi Tersangka Pemerasan WN Korea