Menurut Rika, kegiatan semacam ini adalah hal yang biasa. Ini bagian dari program pembinaan kerohanian wajib di setiap lapas. Tujuannya jelas: memenuhi hak beribadah warga binaan dan mendorong proses introspeksi diri.
Ditjen PAS juga menyampaikan apresiasi pada gereja mitra yang terlibat. Mereka menegaskan, layanan kerohanian semacam ini adalah wujud komitmen untuk membina sisi moral dan spiritual para penghuni lapas.
Namun begitu, publik tentu tak mudah melupakan latar belakang Ferdy Sambo. Dia adalah terpidana kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Vonisnya berubah-ubah. Dari hukuman mati di pengadilan negeri, akhirnya menjadi seumur hidup setelah putusan Mahkamah Agung.
Video yang beredar ini, bagaimanapun, menyuguhkan potret lain. Ia memperlihatkan fragmen kehidupan Sambo di balik jeruji besi, serta bagaimana proses pembinaan itu dijalani oleh seorang terpidana kasus besar. Sebuah sisi yang jarang terlihat, namun kini menjadi bahan pembicaraan luas.
Artikel Terkait
Bencana Alam atau Ulah Manusia? Banjir dan Longsor yang Bikin Malu di Mata Dunia
Cinta Bangsa yang Cerdas: Ketulusan sebagai Etika, Bukan Sekadar Slogan
Ijazah Jokowi Akhirnya Terbuka di Polda, Klaim Hanya di Pengadilan Ternyata Tak Berlaku
Jurnalis Siap Tempur: Pelatihan Khusus untuk Liputan di Daerah Rawan