Kebakaran Terra Drone: Api yang Membakar Data dan Misteri Sawit Sumatera

- Kamis, 11 Desember 2025 | 16:25 WIB
Kebakaran Terra Drone: Api yang Membakar Data dan Misteri Sawit Sumatera

Ada juga yang menghubungkannya dengan pola lama. "Motif nya kek jaman orba , saat sidang kasus korupsi soeharto bnyak kantor2 dibakar menghilangkan bukti dan saksi," kata @Fransiskasari.

Meski begitu, beberapa netizen meragukan efektivitasnya. "sekelas mereka nyimpen file2 pasti di could," sanggah @Akbar Firmansyah Munarfa. Tapi yang lain balik bertanya, kalau data aman, lantas apa motif sebenarnya di balik kebakaran tragis ini?

Mencari Akar Masalah di Sumatera

Terlepas dari spekulasi, bencana di Sumatera memang butuh penjelasan yang jernih. Uchok Sky Khadafi dari Center For Budget Analysis (CBA) mencoba menguraikannya. Memang, siklon tropis Senyar membawa hujan ekstrem. Tapi, kata dia, faktor manusia dan industri tak boleh diabaikan.

"Faktor inilah yang harus ditelusuri agar ketemu akar penyebabnya," jelas Uchok.

Menurutnya, di Sumatera Utara ada tiga klaster industri yang patut disorot: sawit, tambang, dan kertas. Industri sawit menguasai konsesi paling luas, mencapai 2,018 juta hektar secara resmi. Itu belum termasuk yang ilegal.

"Angka ini baru yang tercatat secara resmi, di luar itu masih ada kebun sawit ilegal yang ditengarai sering melakukan land clearing atau pembukaan lahan dengan membabat hutan secara serampangan," paparnya.

Ia mencontohkan kasus PT Sinar Gunung Sawit Raya (SGSR) yang diduga menanam sawit ilegal di hutan seluas 451 hektar. "Penguasaan lahan secara ilegal seperti yang dilakukan PT SGSR ini harus diusut tuntas dan diproses hukum," tegas Uchok.

Klaster kedua adalah pertambangan, seperti tambang emas Martabe. Konsesinya yang luas disebut tumpang-tindih dengan kawasan ekosistem sensitif dan hutan lindung di wilayah Tapanuli episentrum bencana. "Kalau memang ada pelanggaran, harus diproses hukum," desaknya.

Klaster ketiga, industri kertas seperti PT Toba Pulp Lestari, meski luas konsesinya signifikan, skalanya jauh lebih kecil dibanding lahan sawit. "Jadi, pemerintah harus jeli melihat akar masalah yang sesungguhnya," katanya.

Bagi Uchok, ini soal diagnosis yang tepat. Ibarat penyakit, salah diagnosis berarti salah obat. Pemerintah harus tegas menindak aktivitas ilegal yang merusak. Sebab, aktivitas semacam itu punya daya rusak luar biasa karena mengabaikan semua aturan.

"Jangan sampai gara-gara ada pengusaha mengejar uang melimpah, masyarakat menjadi korban tertimpa musibah," tandasnya.

Kebakaran Terra Drone dan bencana ekologis di Sumatera mungkin terpisah secara geografis. Tapi di permukaan, keduanya seperti dihubungkan oleh benang merah yang sama: data, lahan, dan pertanyaan besar yang masih menuntut jawaban yang jelas.


Halaman:

Komentar