Kalimat itu seolah jadi pembuka cerita. Narasinya sederhana, tapi menggambarkan sebuah sikap khas. Di tengah situasi yang oleh banyak orang dianggap darurat, ketiga lelaki ini memilih untuk bersantai sejenak. Mereka makan dengan lahap, seakan-akan air yang menggenang di sekelilingnya hanyalah bagian dari pemandangan biasa. Warung itu pun terlihat seperti oasis kecil di tengah lautan banjir.
Respons warganet pun beragam. Ada yang menilai ini sebagai bentuk ketenangan dan adaptasi warga Pontianak yang sudah terbiasa dengan rob. Tapi tak sedikit juga yang menganggapnya sebagai potret ironi; di saat sebagian orang berjuang mengamankan barang-barang, yang lain justru bisa bersikap sangat santai.
Fenomena banjir rob di Pontianak memang bukan hal baru. Namun, respon manusia terhadapnya selalu punya cerita sendiri. Seperti dalam video ini di balik genangan air yang tinggi, ada secuil momen biasa yang justru jadi luar biasa karena konteksnya. Bukan tentang mengabaikan masalah, tapi mungkin lebih tentang menemukan celah untuk bernapas di tengah kesulitan yang datang berulang.
Artikel Terkait
Jet Tempur Pakistan Antar Prabowo ke Islamabad dalam Sambutan Udara Spektakuler
Janji Refund Tiga Minggu Ayu Puspita: Saldo Rp463 Ribu vs Tuntutan Rp19,3 Miliar
Jet Tempur Pakistan Kawal Prabowo, Sambutan Meriam 21 Kali Warnai Kunjungan ke Islamabad
Seng dan Plastik Hitam Tutupi Sawah Jatiluwih, Protes Petani Usai Restoran Disegel