Di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin lalu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul berbicara di hadapan para penyandang disabilitas. Acara itu digelar dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional. Suasana cukup hangat, dan Gus Ipul langsung menyentuh satu hal yang memang dinanti-nantikan.
“Salah satu yang sekarang kita tunggu adalah Perpres tentang konsesi dan insentif bagi penyandang disabilitas,” ujarnya.
Ia mengakui, aturan itu masih belum tuntas. Prosesnya masih berjalan di tingkat kementerian. “Ini masih belum tuntas di tingkat kementerian,” tambah Gus Ipul.
Menurutnya, Perpres yang mengatur konsesi dan insentif ini sudah lama ditunggu oleh kalangan disabilitas. Ia pun menegaskan, “Saya tahu para penyandang disabilitas sedang menunggu Perpres ini. Betul ya?”
Seruan itu langsung dibenarkan oleh para penyandang disabilitas yang hadir di ruangan itu. Mereka menyambutnya dengan anggukan dan suara setuju.
Soal kapan rampungnya, Gus Ipul menjelaskan bahwa pembahasan masih berlangsung antara Kementerian Keuangan dan sejumlah kementerian teknis lainnya. Namun, ada harapan yang coba dikebut. Pemerintah berupaya mendorong aturan ini selesai pada tahun 2026.
“Mudah-mudahan nanti tahun depan bisa didorong sebagai kado dari pemerintah. Dari Pak Presiden (Prabowo Subianto) kepada para penyandang disabilitas di tahun 2026,” kata dia penuh harap.
Di sisi lain, Gus Ipul juga menyoroti sebuah perubahan mendasar dalam cara kerja pemerintah sekarang. Semua berawal dari arahan Presiden Prabowo agar setiap program sosial harus berpijak pada data yang akurat. Tidak boleh lagi asal tebak.
“Sejak awal Bapak Presiden mengingatkan kepada kami, mulailah bekerja dengan data. Sebab data yang akurat itu akan mengarahkan intervensi yang tepat sasaran,” jelasnya.
Artikel Terkait
KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat Jalani Misi Kemanusiaan: Operasi Darurat hingga Bantu Logistik di Sibolga
Gus Ipul: Kuota Disabilitas Harus Diiringi Perubahan Cara Pandang
Teguh Ostenrik Hadirkan Song of the Flow dan Dance with the Wind di Savyavasa Dharmawangsa
Laporan AS yang Sebut Eropa Suram Picu Kemarahan Diplomatik di Brussels