"Korban meninggal, hilang, dan luka, belum diketahui berapa jumlah mahasiswa yang terdampak, berapa jumlah mahasiswa yang kuliah di daerah lain yang berasal dari ketiga provinsi tersebut yang terdampak,"
tambah politikus PDIP itu. Dia mendesak perlu ada identifikasi yang jauh lebih detail. Tujuannya jelas: memastikan proses belajar mengajar bisa kembali berjalan dengan cepat, untuk mahasiswa maupun dosen.
Sebagai gambaran, data kasar yang berhasil dikumpulkan Komisi X menunjukkan peta pendidikan di tiga provinsi terdampak cukup besar. Sumatera Utara punya 308 perguruan tinggi dengan hampir setengah juta mahasiswa. Sumatera Barat ada 121 kampus, dan Aceh 128 kampus. Bayangkan betapa banyaknya komunitas akademik yang kini mungkin terhenti aktivitasnya.
"Komisi X ingin mendapat penjelasan rinci berapa perguruan tinggi yang terdampak, termasuk rencana regulasi apa yang akan diberlakukan untuk menanganinya,"
ujarnya.
Di sisi lain, ada persoalan mendasar yang mengganjal: anggaran. My Esti menyinggung soal darimana dana penanganan akan diambil. Sebab, dalam APBN 2025, tidak ada alokasi khusus untuk penanganan bencana di Kemendikti Saintek. Ini jadi pertanyaan krusial yang butuh jawaban.
Hingga berita ini diturunkan, rapat masih terus berlangsung. Pencarian solusi untuk dunia pendidikan yang terdampak bencana masih terus digali.
Artikel Terkait
Gotong Royong TNI-Pemadam Bersihkan RSUD Aceh Tamiang dari Sisa Banjir
BPN DIY Pastikan Sertifikat Tanah Mbah Tupon Akan Direbut Kembali
Hashim Djojohadikusumo Buka Suara: Komitmen Gerindra pada Disabilitas Sudah Ada Sejak Masih Partai Bocil
Guru SD Depok Ditemukan Meninggal di Pinggir Jalan Gunung Putri