Suasana di tepi sungai Teupin Mane, Bireuen, Minggu siang itu, ramai sekali. Presiden Prabowo Subianto datang untuk meninjau langsung Jembatan Bailey yang ambruk total diterjang banjir bandang. Rencananya, dia mau lihat proses pembangunannya.
Tapi, begitu turun dari kendaraan, suasana langsung berubah. Warga yang sejak tadi menunggu langsung memadati beliau. Mereka nampaknya tak cuma ingin sekadar melihat. Banyak yang berebutan untuk bersalaman, bahkan ada yang memeluk dan mencium tangan sang Presiden. Prabowo, dengan safari kremnya, tampak santai merespons. Dia melayani permintaan foto dan jabat tangan dengan sabar, sesekali tersenyum.
“Semangat warga Aceh luar biasa,” ujar seorang pendamping di lokasi, menggambarkan antusiasme yang membanjir itu.
Setelah cukup lama berinteraksi dengan masyarakat, Prabowo kemudian beralih ke agenda utamanya. Dia mendekati tepian sungai, tempat reruntuhan jembatan masih berserakan. Di sana, dengan cermat dia menyimak penjelasan dari Gubernur Aceh dan Menteri PUPR, Dody Hanggodo. Wajahnya serius, menandakan perhatian penuh pada laporan yang disampaikan.
Tak berhenti di situ. Presiden juga menyempatkan diri mendatangi lokasi kerja para prajurit TNI. Dia melihat dari dekat alat-alat berat yang berderu dan para tentara yang tengah berjibaku menyambung kembali jembatan yang putus itu. Pandangannya tajam, seolah menimbang setiap progres yang telah dicapai. Momen ini, meski sederhana, menunjukkan perpaduan antara kedekatan dengan rakyat dan fokus pada pekerjaan yang sedang berlangsung.
Artikel Terkait
Rob Tak Kunjung Surut, Kisah Kasniah Bertahan di Tengah Banjir yang Tak Pernah Dibayangkan
Hamas Buka Peluang Serahkan Senjata, Asal Pendudukan Israel Berakhir
Di Balik Sunyi Medsos, Aceh dan Sumut Menghadapi Duka yang Tak Terekam
Kuah Air Mata di Pengungsian Sawang: 12 Hari Usai Banjir, Bantuan Pemerintah Masih Tak Tampak