Korban Tewas Banjir-Longsor Sumatera Tembus 914 Jiwa, Akses Terputus Jadi Tantangan Terberat

- Minggu, 07 Desember 2025 | 03:36 WIB
Korban Tewas Banjir-Longsor Sumatera Tembus 914 Jiwa, Akses Terputus Jadi Tantangan Terberat

Bencana di Sumatera belum juga reda. Banjir dan tanah longsor yang menghantam Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus memakan korban. Wilayah-wilayah terpencil masih sulit dijangkau, sementara upaya evakuasi dan pengiriman bantuan berlangsung dalam situasi yang sangat sulit.

Angka korban terus bergerak naik. Menurut data terbaru BNPB per Sabtu (6/12), korban tewas telah mencapai 914 jiwa. Jumlah itu bertambah 47 dari hari sebelumnya. Sementara itu, 389 orang masih dinyatakan hilang dan terus dicari.

“Bertambah 47 jiwa dari posisi kemarin di 867 jiwa. Jumlah korban meninggal secara total 914 jiwa,” jelas Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB.

Rinciannya cukup memilukan: Aceh kehilangan 359 jiwa, Sumatera Utara 329, dan Sumatera Barat 226.

Diterjang Bencana, Banyak Wilayah Masih Terjepit

Masalah terbesar saat ini adalah akses. Banyak daerah benar-benar terputus dari dunia luar, terutama di sejumlah kecamatan di Sumut dan Sumbar. Kondisi ini membuat distribusi bantuan jadi sangat rumit dan mahal.

Ambil contoh Kabupaten Tapanuli Utara. Di Kecamatan Adiankoting, satu desa hanya bisa dicapai dengan jalan kaki. Bantuan terpaksa dijatuhkan dari helikopter. Sementara di Kecamatan Parmonangan, empat desa Hutatua, Manalu Purba, Batuarimo, dan Purba Dolok terjebak dengan akses yang sangat terbatas.

Di Sumatera Barat, nasib serupa dialami sejumlah nagari di Pesisir Selatan, Padang Pariaman, dan Agam. Mereka terisolasi. Karena perbaikan jalan darat masih berlangsung, tim gabungan terpaksa mengandalkan udara dan tenaga kaki untuk mengantarkan sembako serta kebutuhan dasar.

“Sudah distribusi bantuan logistik melalui udara dan distribusi melalui jalan kaki oleh TNI,” ungkap BNPB dalam keterangannya.

Prabowo Panggil Ratas, Perintah Fokus Buka Akses

Merespon situasi genting ini, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas di kediamannya di Hambalang, Sabtu lalu. Intinya sederhana tapi berat: bagaimana caranya mempercepat pemulihan jalur transportasi dan listrik agar bantuan bisa mengalir.

“Bapak Presiden ingin mendapatkan laporan dari seluruh jajaran mengenai update penanganan tanggap darurat bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Provinsi Aceh, Provinsi Sumatra Utara dan Provinsi Sumatera Barat,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

Dalam ratas itu, Prabowo memerintahkan seluruh jajaran untuk fokus membuka akses yang terputus. Distribusi BBM dan logistik harus dipercepat, begitu pula perbaikan listrik. Pemerintah juga tak menutup kemungkinan untuk turun langsung ke lokasi bila memungkinkan.


Halaman:

Komentar