Ketika Hutan Lenyap, yang Tumbuh Hanyalah Alasan

- Jumat, 05 Desember 2025 | 07:40 WIB
Ketika Hutan Lenyap, yang Tumbuh Hanyalah Alasan

“Deforestasi itu biasa. Negara lain juga menebang hutan.”

Memang benar. Rusia melakukannya. Brasil juga. China dan Kanada tak ketinggalan. Mereka semua menebang pohon.

Tapi, coba lihat lebih dalam. Perbedaannya ternyata mencolok. Mereka menebang hutan. Sementara kita, selain menebang hutan, sepertinya juga sedang asyik menebas logika.

Ambil contoh China. Negeri Tirai Bambu itu punya catatan kehilangan hutan yang cukup serius. Namun begitu, pasca penebangan, mereka justru melakukan aksi penanaman kembali yang luar biasa masif. Program seperti 'Great Green Wall Project' yang berjalan sejak 1978, atau restorasi Loess Plateau, bukan sekadar proyek di atas kertas. Mereka menanam miliaran pohon dengan disiplin yang ketat.

Hasilnya nyata. Erosi tanah di wilayah-wilayah yang direstorasi bisa ditekan hingga 70%. Badai debu dari Gurun Gobi tak separah dulu. Bahkan banjir besar di DAS Sungai Kuning yang dulu sering merajalela, sekarang jauh lebih terkendali. China membuktikan, kerusakan hutan bisa diperbaiki jika ada kemauan politik dan kapasitas birokrasi yang kuat.

Lalu bagaimana dengan Brasil? Negara ini memang menempati peringkat kedua dalam hal kehilangan hutan. Tapi ada satu periode penting, antara 2005 hingga 2014, di mana deforestasi di Amazon bisa ditekan hingga 80%. Kunci keberhasilannya? Penegakan hukum yang tegas oleh badan lingkungan IBAMA, dipadu dengan sistem pemantauan satelit real-time dan moratorium izin untuk perkebunan.

Dampaknya langsung terasa. Kebakaran hutan berkurang drastis. Debit Sungai Amazon lebih stabil. Emisi karbon pun anjlok. Brasil menunjukkan, dengan kebijakan yang keras dan konsisten, laju kerusakan bisa direm meski warisan masalahnya sangat besar.

Kasus Kanada juga menarik. Meski angka kehilangan hutannya tinggi, hampir seluruh kawasan hutan di sana dikelola sebagai hutan publik. Mereka punya aturan main yang jelas: reboisasi wajib pasca-tebang, rotasi penebangan yang ketat, dan pengelolaan berbasis ilmiah dengan perhitungan kuota tahunan yang ketat.

Alhasil, hutan yang ditebang hampir selalu kembali ditanami. Kanada tak mengalami bencana ekstrem seperti banjir bandang atau longsor besar-besaran akibat aktivitas logging. Mayoritas industri kayunya pun sudah tersertifikasi berkelanjutan. Intinya, mereka membuktikan eksploitasi bisa berjalan beriringan dengan prinsip kelestarian.


Halaman:

Komentar