Namun begitu, ada fenomena lain yang ia anggap lebih parah. Masyarakat sekarang dinilainya punya standar toleransi yang aneh. Banyak orang ternyata lebih bisa memaklumi perselingkuhan atau hubungan di luar nikah ketimbang poligami yang dilakukan secara legal dan terbuka.
“Kalau ada orang poligami legal, maka akan dihujat berat,” katanya.
Tapi coba bandingkan dengan kasus perselingkuhan. Seringkali hanya jadi bahan gosip yang lalu hilang begitu saja. Tak ada hujatan massal, tak ada pengadilan sosial yang berarti. Ini sebuah kontradiksi yang menurutnya patut direnungkan ulang.
Unggahan yang ditandai sederhana dengan ‘(fb)’ itu, meski pendek, menyisakan pertanyaan besar tentang moralitas, hukum, dan realitas sosial yang kita hadapi sehari-hari.
Artikel Terkait
Starlink Satukan Kembali Desa Terisolasi Pasca Banjir Aceh
Dari Penolakan ke Barista: Kisah Akbar dan Kopi Tutur Rasa yang Pecah Batas
Bencana Sumatera: Pesantren NU Terdampak, PBNU Buka Jalur Alternatif
Warung Kecil di Bantul Buka Dapur Gratis untuk Mahasiswa Korban Bencana