"Ini tentang keadilan dan kesetaraan akses," lanjut Hamzah.
Baginya, keterbatasan penglihatan sama sekali bukan penghalang untuk meraih cahaya ilmu. Setiap anak, termasuk santri tunanetra, punya hak yang sama untuk mendalami Al-Qur'an.
"Kami percaya semangat mereka luar biasa. Visi kami sederhana: membangun peradaban yang lebih ramah dan adil untuk semua," pungkasnya.
Harapannya, langkah ini bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta menguatkan pendidikan inklusif dan mendukung penyandang disabilitas di tanah air.
Artikel Terkait
Keluarga Ssangmun-dong Kembali Berkumpul, Rayakan Satu Dekade Reply 1988
Polemik Ijazah Jokowi Didorong Jadi Momentum Perbaikan UU Pemilu
Gubernur Dedi Mulyadi Berangkat ke Sumatera, Bawa Bantuan dan Pencarian Saudara Hilang
Bobby Nasution Tinjau Tukka, Akses Terputus dan Air Bersih Jadi Prioritas