Lumpur masih mengerak di mana-mana, menutup sumber kehidupan. Tapi di tengah situasi itu, satu truk tangki Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Padang terus bergerak. Kapasitasnya 5.000 liter, dan sejak 25 November, ia tak kenal lelah bolak-balik mengisi permukiman warga yang kehausan.
Sudah 250 ribu liter air bersih mereka salurkan. Angka itu bukan sekadar statistik, tapi penopang hidup bagi ribuan orang yang sumber airnya lumpuh total pasca banjir bandang.
Kalau kamu lihat ke lapangan, pemandangannya menyentuh. Dari halaman rumah sakit besar sampai lorong sempit kampung, berderet ember, galon, dan toren besar menunggu giliran. Itulah ritual harian warga sekarang: antri untuk air jernih.
Layanannya sendiri cukup luas. Menjangkau RSUP Dr. M. Djamil Padang, RSUD dr. Rasidin, dan RS Hermina Padang. Tidak ketinggalan permukiman warga di titik-titik seperti Kuranji, Surau Gadang, hingga Alai Parak Kopi. Untuk mushola dan fasilitas kesehatan, mereka pakai toren besar. Sementara warga biasa berebut mengisi wadah seadanya.
Lalu, dari mana sumber airnya? PMI mengambilnya dari sumur bor PDAM. Titik pengambilannya ada di Sungai Sapih, Durian Tarung di Kelurahan Kuranji, dan juga di Kelurahan Pisang.
Redo Ilhamsahfitra, Staf PMI Kota Padang, menjelaskan situasinya.
Artikel Terkait
Ricuh di Jimbaran, Sopir Mabuk Babak Belur Usai Serang Warga
Wajah Mirip Gibran-Bahlil Banjiri Linimasa, Warganet: Jangan Tiru Kelakuannya!
Sawah dan Tambak Lenyap, Warga Jangka Terjebak dalam Kepungan Lumpur
Gubernur Jakarta Bantah Laporan PBB, Klaim Kota Ini Bukan yang Terpadat di Dunia