Dinamika Pengawasan Udara di Morowali
Isu pengawasan udara di Morowali mencuat ke permukaan. Semuanya berawal dari kunjungan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ke kawasan industri itu pada 19-20 November 2025. Kunjungan ini rupanya bukan sekadar formalitas belaka.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional sekaligus Pengawas Tim Penertiban Kawasan Hutan, Sjafrie menyaksikan langsung serangkaian simulasi pertahanan. Latihan itu melibatkan berbagai matra TNI dan instansi seperti Bea Cukai hingga Imigrasi. Salah satu yang menarik perhatian adalah simulasi "Force Down" yang menggambarkan skenario penanganan pesawat asing atau "black flight" yang melanggar kedaulatan udara.
Tak hanya itu, ada juga latihan Operasi Perebutan dan Pengamanan Pangkalan Udara (OP3U) oleh Kopasgat, plus operasi penindakan maritim oleh dua KRI. Latihan-latihan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengamankan kawasan strategis tersebut.
Yang cukup menohok, Menhan menyoroti adanya 'anomali' regulasi yang berpotensi membuka celah pelanggaran terhadap kedaulatan ekonomi nasional. Terutama di kawasan Objek Vital Nasional seperti IMIP yang lokasinya berdekatan dengan jalur strategis ALKI II dan III.
Ia pun menekankan pentingnya deregulasi dan penguatan pembangunan kekuatan pertahanan di titik-titik krusial.
"Republik ini tidak boleh ada republik di dalam republik. Kita harus tegakkan semua ketentuan tanpa melihat latar belakang dari mana pun asalnya," tegas Sjafrie.
Respon TNI AU: "Kami Pantau, Belum Ada dari Luar Negeri"
Di sisi lain, TNI AU angkat bicara soal ramainya pemberitaan mengenai bandara khusus PT IMIP. Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Udara, Marsda TNI Palito Sitorus, menyatakan seluruh aktivitas penerbangan di Morowali dalam kondisi terpantau ketat.
Menurutnya, sampai saat ini belum ditemukan adanya pergerakan pesawat asing yang masuk tanpa izin.
"Sampai saat ini memang tidak ada juga ya (pesawat) dari luar negeri. Kami memantau pergerakan-pergerakan pesawat di sana, dan belum ada yang dari luar negeri. Memang dari intern saja," jelas Palito di Balai Prajurit Ardhya Loka, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (27/11).
Ia menegaskan, TNI AU takkan segan mengambil langkah tegas bila ada pesawat yang memasuki wilayah tanpa perizinan. "Angkatan Udara selalu memantau pergerakan pesawat yang masuk wilayah. Apabila pesawat itu tidak mempunyai perizinan, tentu AU akan melakukan tindakan," katanya.
Selain soal pemantauan, TNI AU juga memperkuat kehadiran pasukan di Morowali. Palito mengungkapkan Kopasgat sudah ditempatkan di wilayah tersebut selama latihan sebelumnya. Bahkan rencananya akan dibangun pos pemantauan permanen.
"Dengan adanya latihan, kita sudah menempatkan pasukan Pasgat di sana. Ke depan mungkin kita akan membuat pos di sana untuk menjaga sehingga areal Morowali itu bisa termonitor," ujarnya. Rencana lebih lanjut tentu akan menunggu arahan dari Kementerian Pertahanan.
Artikel Terkait
Prabowo Terjun Langsung ke Lokasi Banjir Bandang Tapanuli
Banjir Bandang Sumatra: Kemenhut Bongkar Modus Pencucian Kayu Ilegal di Balik Tumpukan Gelondongan
Presiden Prabowo Blusukan ke Titik Terparah Banjir Sumatra
Doa Semut dan Renungan tentang Kerusakan Alam: Ketika Makhluk Lain Mengadu pada Sang Pencipta