Perubahan drastis ini dirasakan betul oleh Um Ahmed Aowdah, pengungsi lainnya. Ia mengenang masa ketika hujan di musim dingin adalah berkah, namun kini justru berubah jadi malapetaka.
"Dulu musim hujan kami nantikan sebagai berkah. Sekarang? Semuanya terasa seperti bencana," keluhnya.
Kerugian material akibat cuaca buruk ini ternyata tidak main-main. Dalam hitungan hari, kerusakan yang ditimbulkan mencapai angka USD 4,5 juta atau setara Rp 74 miliar. Rinciannya mencakup 22.000 tenda yang rusak, persediaan makanan dan obat-obatan yang terbuang, serta infrastruktur yang makin hancur. Sungguh situasi yang memperberat beban warga yang sudah terlunta-lunta.
Artikel Terkait
Rekan Tega Bunuh Danu di Bawah Jembatan Tol, Motif Diduga Pencurian
Mahfud MD Sindir PBNU yang Ribut Soal Tambang: Kita Malu!
Mobil Ugal-ugalan Tabrak Dua Motor Parkir di Warung Mampang
Mindfulness: Kunci Tenangkan Emosi dan Tingkatkan Kesehatan Otak