Guru Bukan Pedagang Ilmu, Tapi Perantara Cahaya Tuhan

- Selasa, 25 November 2025 | 12:00 WIB
Guru Bukan Pedagang Ilmu, Tapi Perantara Cahaya Tuhan

Di titik inilah, guru menemukan posisi sejatinya. Mereka tak cuma mengajarkan materi pelajaran, tapi juga membangun akal, membentuk karakter, menyuburkan hati, dan menuntun manusia menuju kemaslahatan.

Guru ibarat perpanjangan tangan Tuhan dalam menumbuhkan pengetahuan. Setiap kata yang diucapkan, setiap penjelasan yang diberikan, dan setiap waktu yang dicurahkan untuk mendidik semuanya adalah bentuk ketundukan kepada Sang Pemberi Mandat.

Karena itulah, profesi guru bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah pengabdian murni.

Seorang guru yang menyadari posisinya sebagai wakil Tuhan tak akan mendidik dengan malas, tak akan mengajar dengan niat memanipulasi, apalagi memperlakukan murid sebagai objek komersial. Mereka akan mendidik dengan niat melanjutkan tradisi kenabian: menyampaikan kebenaran, membebaskan kebodohan, dan menumbuhkan maslahat bagi umat manusia.

Penutup
Kemuliaan Guru adalah Kemuliaan Peradaban

Mustahil membayangkan peradaban maju tanpa kehadiran guru yang ikhlas. Mustahil pula membayangkan umat yang kuat tanpa pendidik yang menjalankan ilmunya sebagai amanah Tuhan. Dan tentu saja, tak akan ada generasi unggul tanpa guru yang memandang profesinya sebagai ladang ibadah, bukan ladang bisnis.

Jadi, memuliakan guru sama artinya dengan memuliakan ilmu. Dan memuliakan ilmu berarti memuliakan Tuhan, sumber dari segala pengetahuan.

Guru adalah wakil Tuhan. Maka ilmu yang disampaikannya harus menjadi cahaya, bukan barang dagangan; menjadi petunjuk, bukan komoditas. Lewat pengabdian guru, manusia menemukan jalan untuk memahami alam semesta dan pada akhirnya, memahami Tuhannya.

TERIMA KASIH GURUKU

Benz Jono Hartono
Praktisi Media Massa, Vice Director Confederation ASEAN Journalist (CAJ), Executive Director HIAWATHA Institute di Jakarta


Halaman:

Komentar