Di sisi lain, upaya bantuan yang ada masih jauh dari memadai. Perez mengakui dengan terus terang betapa terbatasnya yang bisa dilakukan.
"Jika bantuan bisa tiba lebih cepat dan dalam jumlah yang memadai, kami dapat melakukan lebih banyak untuk menyelamatkan nyawa,"
katanya. Rasanya seperti berteriak di tengah badai.
Bayangkan saja. Ratusan ribu anak harus menghadapi musim dingin dalam tenda-tenda darurat. Tanpa pemanas, tanpa isolasi yang layak, bahkan tanpa selimut yang cukup. Kondisi ini tidak hanya memperburuk krisis kemanusiaan, tapi juga menciptakan ancaman baru: penyakit dan kedinginan yang bisa berakibat fatal.
Laporan UNICEF ini seperti pengingat pahit. Meski dunia terus menyerukan penghentian kekerasan, operasi militer Israel di wilayah padat penduduk tetap berjalan. Dan seperti biasa, anak-anak yang seharusnya dilindungi justru menjadi korban paling rentan dalam konflik yang tak kunjung usai ini.
Artikel Terkait
Biaya Haji 2026 Resmi Ditentukan, Tarif Berbeda di Tiap Kota Keberangkatan
Sembilan Bagian Ijazah Jokowi Dihitamkan, KPU Digugat ke KIP
Mendikbud Umumkan Pengurangan Beban Administrasi Guru di Hari Guru Nasional
Kantor Desa di Kapuas Hulu Ambruk, Didahului Kemiringan sejak Lama