Pernyataan ini dilontarkannya sebagai respons ketika ditanya apakah ada muatan politis di balik dinamika ini. Menurut Gus Yahya, embel-embel politik yang dituduhkan justru terasa kabur. Sampai saat ini, dia mengaku belum melihat ada permainan politik apa pun di balik semua ini.
"Unsur politis itu orang bisa khawatir tapi unsur politis apa? Dengan analisa seperti apa ini semuanya nggak jelas," ucapnya.
Dia kemudian menjelaskan, dalam setiap dinamika yang melibatkan pro kontra seperti ini, orang selalu mudah menyebut ada unsur politis. Tapi pertanyaannya, politiknya siapa? Untuk siapa? "Hari ini kita belum bisa lihat apa-apa," tegasnya.
Di sisi lain, desakan agar Gus Yahya mundur dari jabatannya memang sempat mencuat. Desakan itu muncul dari sebuah surat yang ditandatangani Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, pada 20 November 2025. Surat itu merupakan hasil musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam.
Isi surat tersebut cukup jelas: KH Yahya Cholil Staquf diminta mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU dalam waktu tiga hari. Jika tidak, Rapat Harian Syuriah PBNU akan memutuskan pemberhentiannya.
Namun begitu, Gus Yahya tak tinggal diam. Menanggapi desakan itu, dia menggelar rapat pada Minggu malam (23/11) yang dihadiri puluhan kiai dan alim ulama NU. Hasilnya? Mereka sepakat bahwa tidak ada pemakzulan terhadap Gus Yahya.
Artikel Terkait
Marinir dan KAPA K-61: Kisah Evakuasi Badak Jawa di Ujung Kulon
Kakek Bocongkar Sisi Gelap Ayah Tiri Alvaro: Cemburu Berujas Tragis
Kakek Korban Ungkap Sisi Lain Ayah Tiri Tersangka Penculikan Alvaro
Kisruh PBNU Berakhir, Gus Yahya Tak Dimakzalkan