Begitu bunyi pernyataan resmi dari pengadilan Yaman.
Dakwaan yang diajukan cukup berat. Mereka dituduh "berkolusi dengan negara-negara yang bermusuhan dengan Yaman, pada 2024-2025, seperti Arab Saudi, Inggris, dan Amerika Serikat." Tak hanya itu, mereka juga disebut memata-matai dan memberikan informasi kepada agen intelijen negara-negara tersebut, termasuk Mossad Israel.
Gelombang penangkapan besar-besaran ini rupanya dipicu oleh serangkaian serangan sukses Israel, yang disebut-sebut sebagai balasan atas aksi Houthi. Pemerintah Houthi lantas bergerak cepat, memburu siapa saja yang dicurigai menjadi informan bagi Israel dan AS.
Semua ini berawal dari sebuah peristiwa tragis di Agustus 2025. Saat itu, serangan mematikan merenggut nyawa Perdana Menteri Houthi Yaman, Ghaleb Nasser al-Rahawi. Insiden inilah yang memicu operasi penangkapan secara massal.
Artikel Terkait
Pekerja Migran Disiksa 21 Tahun di Malaysia, Anak Majikan yang Ungkap Kekejaman
Gus Yahya Bantah Terima Surat Pengunduran Diri, Ragukan Keaslian Dokumen
Gus Yahya Sebut Upaya Pemberhentiannya dari Ketum PBNU sebagai Tindakan Sepihak
Gus Yahya Tegaskan Tak Ada Niatan Mundur Meski Ditekan Surat