“Bagi Indonesia, ketahanan bukanlah slogan, melainkan kenyataan sehari-hari,” tegasnya.
Dari sanalah kemudian lahir sebuah konsep yang ia sebut sebagai 'ketahanan berkelanjutan'. Intinya, pendekatan ini mencoba menyeimbangkan tiga hal sekaligus: pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, dan tentu saja, perlindungan lingkungan.
“Berangkat dari pengalaman-pengalaman ini, Indonesia mempromosikan konsep ketahanan berkelanjutan, sebuah kerangka kerja yang memungkinkan pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, dan perlindungan lingkungan berjalan selaras,” imbuh dia.
Gibran juga tak menampik bahwa banyak bencana yang terjadi sebenarnya ulah manusia juga. Ia menyebut beberapa wilayah seperti Gaza, Ukraina, Sudan, dan Sahel sebagai contoh nyata. Di sana, konflik telah merenggut harapan dan masa depan banyak orang.
Dan ia menegaskan, dunia tak boleh tinggal diam. “Dunia tidak boleh membiarkan dan menormalisasi penderitaan manusia yang sebenarnya dapat dicegah menjadi normal baru,” tandasnya. Sebuah pernyataan yang keras, di forum yang tepat.
Artikel Terkait
Gus Yahya Bantah Terima Surat Pengunduran Diri, Ragukan Keaslian Dokumen
Gus Yahya Sebut Upaya Pemberhentiannya dari Ketum PBNU sebagai Tindakan Sepihak
Gus Yahya Tegaskan Tak Ada Niatan Mundur Meski Ditekan Surat
Kemensos Perkuat 635 Pendamping Sosial untuk Tuntaskan 26 Masalah Krusial