“Bursa kerja ini diharapkan menarik partisipasi penuh. Untuk mempermudah proses, para pencari kerja disabilitas diwajibkan untuk mendaftar dan membuat akun terlebih dahulu melalui tautan bit.ly/daftarassik,” terangnya.
Nah, untuk persyaratannya, ada beberapa hal yang perlu dicatat. Pelamar wajib datang didampingi keluarga atau orang terdekat. Tujuannya jelas, agar mereka bisa paham betul dengan alur acara dan kriteria lowongan yang ada. Selain itu, mereka harus datang sesuai sesi yang tertera di barcode registrasi dan membawa dokumen lamaran lengkap, baik hardcopy maupun fotokopi. Yang menarik, pendampingan ini nantinya akan berlanjut sampai ke proses wawancara di perusahaan.
Ternyata, Job Fair ini bukan sekadar ajang temu pencari kerja dan perusahaan. Pemkot punya komitmen lebih. Bila ada penyandang disabilitas yang dapat peluang kerja tapi belum punya skill memadai, pemkot siap berikan pelatihan. Program ini bahkan sudah jalan, lho. Misalnya, melatih penyandang disabilitas netra jadi barista di bidang F&B. Upaya untuk menggandeng dukungan CSR guna mendanai program pelatihan semacam ini juga terus digenjot.
Di sisi lain, Hebi juga mengajak semua pencari kerja disabilitas untuk manfaatkan kesempatan ini. Ia sekaligus mengingatkan perusahaan-perusahaan di Surabaya soal aturan yang mewajibkan mereka menerima 1% penyandang disabilitas dari total karyawan.
“Partisipasi aktif semua pihak diharapkan dapat mendorong perusahaan lain untuk memenuhi kewajiban ini, sejalan dengan visi Pemkot Surabaya untuk menciptakan inklusivitas sejati di pasar kerja Surabaya,” pungkas Hebi menutup pembicaraan.
Artikel Terkait
Serikat Buruh Siap Turun ke Jalan, Perjuangan RUU PRT Masuki Babak Baru
Pembacokan Maut di Pasar Gaplok Berawal dari Selingkuh
Eks Hakim MK Sebut Penanganan Kasus Ijazah Jokowi sebagai Peradilan Sesat
Kolaborasi Tak Terduga: Sape Bertemu Djembe dalam Ne Baruakng Urban 2